Ada sebuah histeria ketika Tiny Moving Parts merilis sesuatu yang baru, apapun itu. Termasuk di antaranya ketika mereka mengabarkan untuk merilis Celebrate yang merupakan album ketiga mereka dalam jangka waktu yang cukup singkat. Album Celebrate mengikuti album mereka sebelumnya Pleasant Living yang dirilis pada 2014 lalu. Mengindikasikan bahwa band ini belum akan berhenti sampai mereka memutuskan untuk melakukan itu.
Perjalanan mereka terdokumentasi dengan sangat baik, mereka berangkat dari sebuah band yang hanya bermain di depan 50 orang sampai menjadi sebuah band yang barangkali akan menjadi salah satu band paling sibuk di tahun ini. Saya sendiri menyukai kerendahan hati yang mereka tampilkan, dalam sebuah wawancara bersama Noisey mereka mengatakan salah satu kesenangan terbesar mereka adalah berinteraksi langsung dengan para fans, sebelum dan sesudah gigs. Jauh dari kesan rockstar.
Tracklist:
1. Good Enough
2. Happy Birthday
3. Birdhouse
4. Headache
5. Common Cold
6. Stay Warm
7. Breathe Deep
8. Volumes
9. Minnesota
10. Minnow
Jika kita memperhatikan progres yang mereka alami dari debut album This Couch is Long & Full of Friendship sampai Pleasant Living, kita bisa melihat bahwa mereka terus berkembang. Album ini tak jauh berbeda, album ini adalah progres yang sangat nyata dari sophomore mereka Pleasant Living. Bahkan kali ini mereka melompat lebih jauh dari yang biasa mereka lakukan. Tak ingin melebih-lebihkan, ini adalah Tiny Moving Parts yang tengah berada di titik puncak.
Begitu mendengarkan pembuka, “Good Enough” saya tahu bahwa album ini akan menjadi salah satu album favorit saya tahun ini. Saya terpukau dengan produksi di album ini, semua berada tempat yang semestinya, tidak berlebihan dan mampu menampilkan potensi terbaik dari tiap materi yang disajikan. Lagu “Good Enough” adalah salah satu lagu pembuka terbaik tahun ini. Sebuah lagu yang membuat kita langsung berseri-seri dan melonjak kegirangan karena kita akan tahu album ini tidak akan mengecewakan.
Jujur saja, sebelum album ini dirilis, saya sempat mengantisipasi bahwa Tiny Moving Parts akan menjadi sedikit kalem. Paling tidak, mereka tak perlu menyibukkan diri dengan pola super rumit yang biasa mereka mainkan dan mengambil arah yang lebih pop-ish. Saya salah besar, bukannya memperbanyak pengaruh musik pop, mereka justru semakin beringas dan semakin liar. Permainan mereka semakin rumit, sound mereka semakin matang, dan vokal Dylan Mattheisen semakin jelas terdefinisikan.
Jangan bayangkan kalian akan menemukan struktur lagu yang rapi di Celebrate. Album ini seperti sebuah kekacauan, tidak ada satupun hal yang baku. Membuat album ini begitu memuaskan untuk didengarkan karena kita seperti ditantang untuk menebak kemana arah lagu selanjutnya. Bahkan ketika kalian mulai setuju bahwa album ini adalah tentang kekacauan, kalian akan dibuat kagum ketika di lagu “Happy Birthday” mereka langsung berpindah dari sound yang punchy dan penuh adrenalin kepada suara sayatan violin yang menghipnotis dan langsung menetralisir energi berlebih di bagian sebelumnya.
Satu hal yang sangat istimewa dari album Celebrate adalah tiap bagian mempunyai nilainya sendiri. Vokal, Dylan Mattheisen bersinar sangat terang di album ini. Dia terdengar sedang menyuarakan sebuah keputusasaan, menjadikan setiap lirik yang dia nyanyikan menjadi lebih berarti dan penting. Di sebuah rock matematik yang biasanya jarang menampilkan vokal sebagai fokus, Dylan justru mengambil inisiatif untuk memimpin melalui vokal dia yang lugas dan tak jarang menjadi sangat gritty.
Salah satu lirik favorit saya di album Celebrate adalah lirik di lagu “Common Cold”. Semua orang tentu sudah tahu bahwa vokalis Foxing, Connor Murphy ikut bernyanyi di lagu ini. Tapi bukan itu yang ingin saya bahas, ada satu bagian yang sangat menarik di lagu ini, terutama ketika Connor Murphy mulai bernyanyi. Dylan dan Connor seperti sedang saling bersaut-sautan, tak hanya bernyanyi mereka berinteraksi. Menjadikan lagu ini sangat hidup, terutama di bagian lirik “(to the table) I’ve tried before / (try again) impossible / (believe me) believe you? / I don’t believe in anything”. Rasanya mustahil untuk tidak menyukai bagian tersebut.
Berbicara mengenai setiap bagian yang mempunyai nilainya sendiri, saya benar-benar menikmati bagaimana mereka memainkan instrumen mereka. Mereka tak pernah terdengar ragu ketika mereka memperlambat laju mereka di tengah-tengah lagu. Mereka tak ragu ketika harus merubah halauan dari complex rhythm driven part menjadi twinkly secara tiba-tiba. Mereka juga tak ragu untuk mengeluarkan pengaruh screamo dalam diri mereka seperti di lagu “Breathe Deep”, lagu ini brilian terutama jika kalian memperhatikan bahwa mereka sedang tidak membuatnya menjadi easy listening tapi kenyataannya justru lagu ini sangat catchy dalam konteksnya sendiri.
Tiny Moving Parts juga memasukkan beberapa pengaruh pop punk, seperti yang terdengar di lagu “Stay Warm”. Lagu ini mempunyai jangly gitar seperti yang sering kita dengar di rilisan new wave pop punk dan chorus yang sangat mudah diingat untuk dinyanyikan bersama-sama. Dengan hook yang bertumpu di lirik, “I just wanna be remembered / Like the weather in the winter / So brisk, so fresh, so strong.”.
Sangat menenangkan juga mendengarkan senar di gitar Dylan Mattheisen terdengar saling bersinggungan menjadikan sebuah bebunyian yang sangat kompleks tapi indah. Walau demikian, album ini tidak hanya melulu tentang Dylan Mattheisen. Kalian akan menyukai permainan drum dari William Chevalier yang dengan halus berpindah dari satu ketukan ke ketukan yang lain, dari satu groove ke groove yang lain dan tetap terdengar stabil.
Salah satu permainan terbaik William hadir di lagu “Minnesota”, yang menurut saya sedikit terdengar terpengaruh oleh Transit di awal verse. Di lagu ini, William memulainya dengan sebuah drum yang sangat groovy sampai akhirnya kita mendengarkan bagian chorus lagu ini, kita akan setuju jika William-lah yang seharusnya menjadi fokus dari lagu ini. Saudara William, Matthew Chevalier juga memukau di album ini dengan sound bass yang terdengar warm dan bulat serta vokal scream yang stabil, mengiringi gitar dan juga suara Dylan Mattheisen dengan sempurna.
Lagu terbaik di Celebrate, menurut saya layak diberikan kepada lagu “Birdhouse”. Lagu ini mempunyai riff paling kompleks, dengan dinamika yang sangat manis seperti di menit 1:21. Lirik di lagu ini juga terdengar sangat pedih menggambarkan kegelisahan Dylan yang sepertinya tengah memuncak, “I hope you never let our love descend / Can you please promise me that we will always be friends? / I need this / I need you / And if you ever want to know what it’s like to be alone / Just ask me.”. Lagu ini memiliki beberapa bagian yang sangat kreatif, selain menit 1:21, saya menyukai proses perjalanan menuju klimaks yang telah dimulai sejak menit 1:48, yang kemudian ditutup oleh sebuah penutup yang triumphing.
Satu-satunya keluhan saya terhadap album ini mungkin hanyalah album ini melelahkan. Bukan melelahkan secara emosional, tapi memang membuat saya lelah karena terus-terusan digedor tanpa henti selama hampir 35 menit. Di luar itu, album ini sensasional, terbaik yang pernah Tiny Moving Parts buat dan sangat solid dari awal hingga akhir. Produksi album ini juga memukau. Album ini tidaklah ringan sama sekali, tapi mampu dibuat menjadi sangat catchy.
Jika semua itu belum cukup untuk meyakinkan kalian, saya kira kalian akan menyesal untuk melewatkan segala kejutan dan turbulensi yang ditawarkan album ini.
Go listen: “Common Cold”, “Birdhouse”, “Good Enough”