“Semua perasaan tertuang di sini dan kami berusaha memperhatikan setiap detail untuk terlihat sempurna tanpa meninggalkan kesan sound alternatif 90an yang sudah menjadi ciri khas musik Crimson Diary.” ujar Bill Walessa, vokalis dan gitaris dari band alternatif asal kota Malang, Crimson Diary mengomentari album terbaru mereka yang dia akui terdengar lebih gelap dari album sebelumnya, Senja.

Album kedua mereka, Crimson Diary baru saja resmi dirilis pada 1 Desember 2016 kemarin. Pengerjaan materi yang terkandung dalam album ini sudah mulai dikerjakan ketika album pertama mereka, berjudul Senja dirilis pada tahun 2014 yang lalu. Salah satu lagu yang masuk ke dalam album ini, “Tiada Lagi Mimpi Buruk” bahkan sudah ditulis oleh Bill Walessa pada 2004 dan telah mengalami proses pembedahan lirik dari versi aslinya. Lebih lanjut mengenai proses pengerjaan album kedua ini, Crimson Diary mengajak beberapa rekan seperjuangan mereka dalam meramaikan skena musik tanah air seperti Kidnep (Flanella) yang turut serta mengisi departemen vokal pada lagu berjudul “Paradigma” dan Norman (C4) yang menciptakan suara KAOSS Pad pada materi “Misty Night”.

“Konsep album kedua ini kami buat seperti buku diari, merujuk nama band kami Crimson Diary (diary of crimson) yang di dalamnya berisi mengenai impian, harapan, curhatan perasaan, hingga masalah yang sedang dialami pemilik buku diary tersebut” ungkap Bill mengenai konsep album Crimson Diary. Pemilihan konsep buku diari itu semakin dipermanis dengan hadirnya orang-orang terdekat Crimson Diary yang memberikan kontribusi langsung terhadap produksi album ini, seperti bagian pembuatan lirik yang berisikan curhatan hati orang-orang terdekat mereka berdasarkan kisah nyata. Seperti menggenapi konsep diary of crimson itu, album ini adalah sebuah kumpulan kisah personal nan berharga yang bisa digali dari setiap personel Crimson Diary.

Misalnya ketika istri dari gitaris Muklis Huda, Dyah turut serta mempersembahkan sebuah lirik untuk lagu berjudul “Misty Night”, lagu yang bercerita tentang kisah muram dirinya. Ada juga, Fachmi yang menggoreskan kisah asmaranya pada lirik “Angsa Hitam” dan juga Chandra yang berbagi cerita perjuangan dirinya melawan sakit yang dia derita pada lagu “Paradigma”. Alih-alih menjadi sebuah diari yang ekslusif, album kedua Crimson Diary ini adalah sebuah diari terbuka, yang berisi buah pikiran berbagai individu dan terbuka untuk semua orang.

crimson-diary-by-hendisgorge-2

Sebuah diari yang tak hanya berbentuk gagasan tapi juga pengemasan yang sedemikian rupa. Termasuk di antaranya artwork berbeda yang dilampirkan untuk setiap lagu, artwork tersebut merupakan hasil karya patungan dari Muklis Huda, istrinya Dyah, serta buah hati Bill, Freya. Kalian akan menemukan beberapa lembar tulisan tangan yang berisikan lirik lagu, ditulis sendiri oleh penulisnya. Semua itu menurut mereka memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengajak para pendengar turut campur dalam menuangkan kisah keseharian mereka dan sejenak mengulang kembali romantisme menulis diari pada secarik kertas yang saat ini mulai terkuras eksistensinya.

Salah satu lagu yang patut ditunggu kehadirannya adalah sebuah lagu yang judulnya diambil dari buah hati Bill Walessa, “Freja”. Lagu ini memiliki susunan gitar yang menarik, seperti hendak merayu satu sama lain untuk menghasilkan sebuah atmosfer nan elusif. Lagu yang cukup kuat untuk menggambarkan sebuah cinta storge, yang dalam filosofi Yunani digambarkan sebagai sebuah cinta alami dari orang tua kepada anaknya, terutama ketika Bill menyanyikan chorus berbunyi “Don’t be afraid if you fall/ I’ll be there beside you(?)/ Hold my hand to make you safe (?)”.

Proses pengerjaan album Crimson Diary ini dilakukan di sebuah studio bernama Ositok dan dibantu oleh Onny sebagai sound engineer dan Bambang Iswanto untuk tahapan mixing serta mastering. Album Crimson Diary sudah bisa kalian dapatkan melalui Barongsai Records dan nantinya akan disebar secara menyeluruh ke semua outlet musik di Indonesia.

“Semoga kisah yang tertuang pada album ini bisa menjadi motifasi dan mampu memberikan energi positif untuk pendengarnya.” harap Bill Walessa.

Dengarkan lagu “Freja” di bawah ini.

 

Crimson Diary dapat dihubungi melalui:

Twitter: @crimsondiary
Instagram: crimsondiary_id
Youtube: https://www.youtube.com/channel/UCGUqRC6jfNjh8Q2jwcmNnIg
Book:  +628133607840 or [email protected]

Jadwal tur Crimson Diary bulan Desember 2016:

3 December 2016 – Semarang at TBA
4 December 2016 – Yogyakarta at Hardcase Café
6 December 2016– Yogyakarta at Boshe
9 December 2016 – Surabaya at Balai Pemuda
10 December 2016 – Solo at Muara Market

About The Author

Redaksi

Backstage Whisp (http://backstagewhisp.com/) adalah media online musik alternatif berbahasa Indonesia. Informasi lebih lanjut silahkan menghubungi kami di [email protected]